Proses Internalisasi adalah proses
panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia hampir panjang sejak
seorang individu dilahirkan sampai ia hampir meninggalkan Individu belajar
menanamkan dalam kepribadiannya segala perasaan, hasrat, napsu, dan emosi yang
diperlukan sepanjang hidupnya.
Manusia mempunyai bakat yang telah
terkandungnya untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, napsu, dan
emosi dalam mengembangkan berbagai macam isi kepribadiannya itu sangat
pengaktifan dan berbagai macam stimulasi yang berada dalam sekitaran alam dan
lingkungan sosial maupun budayanya. Perasaan pertama yang diaktifkan
dalam kepribadian seorang bayi saat dilahirkan adalah perasaan puas dan
tidak puas. Lingkungan yang berbeda dengan kandungan ibu memberi pengalaman
tidak puas yang pertama kepada si individu baru itu. Baru setelah ia dibungkus
selimut dan diberi kesempatan untuk menyusu, maka rasa tidak puas itu hilang.
Kemudian setiap kali ia terkena pengaruh-pengaruh lingkungan yang menyebabkan
rasa tidak puas tadi ia akan menangis, tetapi setiap kali diberi selimut dan
susu (yang mendatang rasa puas tadi) ia merasa nyaman. Secara sadar si bayi
telah belajar untuk tidak hanya mengalami, tetapi juga mengetahui cara
mendatangkan rasa puas, yaitu dengan menangis.
Tiap
hari dalam hidupnya berlalu, bertambah pengalamannya mengenai bermacam-macam
perasaan baru, dan belajarlah ia merasakan kegembiraan, kebahagiaan, simpati,
cinta, benci, keamanan, harga diri, kebenaran, perasaan-perasaan tersebut, juga
berbagai macam hasrat, seperti hasrat untuk mempertahankan hidup, bergaul,
meniru, tahu, berbakti, keindahan, dipelajarinya melalui proses internalisasi
menjadi bagian kepribadian individu.
Source : Buku Pengantar Ilmu Antropologi. Prof. Dr. Koentjaraningrat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar