Hubungan Antarbudaya
Tenjadinya
saling mempengaruhi budaya terjadi melalui proses difusi, akulturasi,
asimilasi, dan penetrasi budaya.
1. Difusi, dalam kamus Bahasa
Indonesia difusi dinyatakan sebagai proses penyebaran atau perembasan suatu
unsur kebudayaan dari satu pihak kepada pihak laian. W.A. haviland menyatakan
difusi adalah penyebaran kebiasaan atau adat istiadat dari kebudayaan yang satu
kepada kebudayaan yang lain.
Proses difusi
unsur-unsur kebudayaan daerah ke dalam kebudayaan nasional disebabkan oleh
beberapa hal berikut :
1. Fungsinya sangat cocok
dan berguna bagi kehidupan masyarakat.
2. Unsur-unsur budaya
daerah mudah diserap atau diterima.
3. Unsur-unsur budaya
daerah sangat digemari.
2. Akulturasi, merupakan suatu
perubahan besar dari suatu kebudayaan sebagai akibat adanya pengaruh dari
kebudayaan asing. Prose akulturasi berlangsung dalam jangka waktu yang relatif
lama.
Mekanisme akulturasi
dapat digambarkan sebagi berikut :
a. Unsur
Budaya Asing yang Mudah diterima, bila :
1. Unsur-unsur kebudaya
yang konkret wujudnya.
2. Unsur-unsur kebudayaan
yang besar sekali kegunaannya.
3. Unsur-unsur yang mudah
disesuaikan dengan masyarakat.
1. Unsur Budaya Asing
yang Sulit Diterima
2. Unsur Budaya yang
Sukar Dikanti, merupakan unsur yang mempunyai fungsi luas dalam masyarakat.
3. Individu yang Cepat
dan Suklar Menerima Kebudayaan Asing
1. Bentuk Proses
Akulturasi :
1. Unsur-unsur kebudayaan
wujudnya abstrak.
2. Unsur-unsur kebudayaan
yang kecil sekali kegunaannya.
3. Unsur-unsur kebudayaan
sukar disesuaikan dengan masyarakat.
1) Subtitusi,
unsur budaya lama diganti dengan unsur budaya baru yang memberikan nilai lebih
bagi penggunanya.
2) Sinkretisme,
unsur budaya lama yang berfungsi berpadu dengan unsur budaya secara serasi
sehingga membentuk sistem baru.
3) Adisi,
unsur budaya lama yang masih berfungsi ditambah unsur budaya baru sehingga
memberikan nilai lebih.
4) Dekulturasi,
unsur budaya lama hilang diganti unsur baru.
5) Originasi,
masuknya budaya baru yang sebelumnya tidak dikenal sehingga menimbulkan
perubahan besar dalam kehidupan masyarakat.
6) Rejektor
atau Penolakan, penolakan sebagian anggaota masyarakat terhadap perubahan.
3. Asimilasi merupakan proses
perubahan kebydayaan secara totral akibat membaurnya dua kebudayaan atau lebih
sehingga ciri-ciri kebudayaan yang asli atau lama tidak tampak lagi. Menurut
Koetjaraningrat, asimilasi adalah suatu proses sosial yang terjadi pada
berbagai golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, sifat
khas dari kebudayaan masing-masing berubah menjadi unsur kebudayaan campuran.
Faktor Pendorong Asimilasi :
1. Adanya perbedaan di
antara masing-masing pendukung kebudaayan.
2. Adanya sikap
menghargai orang asing dan kebudayaannya, slaing melengkapi atas kekurangannya
masing-masing.
3. Adanya sikap terbuka
dari golongan yang berkuasa.
4. adanya perkawinan
campuran (amalgamasi)
5. Adanya persaman
unsur-unsur kebudayaan yang terdapat pada masing-masing kebudayaan.
Faktor penghambat Asimilasi :
1. Sifat takut terhadap
kebudayaan lain yang terjadi pada masyarakat.
2. Kurangnya pengetahuan
tentang kebudayaan luar yang menyebabkan sikap teleransi, simpati kurang
berkembang.
3. Perasaan superioritas
yang besar dari individu suatu kelompok kebudayaan terhadap kebudayaan lain.
4. Terisolasinya
kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarkat.
5. In-group feeling yang kuat, yaitu
perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompoknya dan
kebudayaan kelompoknya yang bersangkautan.
4. Penetrasi adalah masuknya pengaruh kebudayaan asing yang sedemikian rupa
sehingga menimbulkan perubahan kebudayaan secara besar-besaran dalam waktu yang
relatif singkat.
Proses penetrasi
berjalan melalui dua cara :
1. Penetrasi kebudayaan
dengan cara damai atau bersahabat disebut Penetration Pacifique.
2. Penetrasi kebudayaan
dengan cara kekerasan disebut Penetration Violence.
source :
http://ainasabila.wordpress.com/antropologi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar