Bekas-bekas homo sapiens yang tertua juga terkandung dalam
lapisan-lapisan Pleistosen, Muda, yang berarti bahwa makhluk itu hidup pada
akhir Kala Glasial terakhir, atau kurang lebih 80.000 tahun yang lalu.
Lapisan-lapisan bumi yang terjadi dalam akhir dan sesudah Kala Glasial
terakhir, memang tidak lagi mengandung fosil manusia yang berbeda bentuknya
dari manusia sekarang. Mulai zaman setelah itu, yaitu Zaman Holosen, semua
penemuan fosil manusia ditemukan bersama bekas-bekas kebudayaan dan mulai
menunjukkan ditemukan bersama bekas-bekas kebudayaan dan mulai menunjukkan
perbedaan keempat bekas-bekas kebudayaan dan mulai menunjukkan perbedaan
keempat ras pokok yang pada saat itu menduduki muka bumi ini, yaitu: (a) ras
Australoid yang terlampir kandas dan kini sisa-sisanya masih hidup di daerah
pedalaman Benua Australia; (b) ras Mongoloid yang kini malahan merupakan ras
yang paling besar jumlahnya dan yang paling luas daerah penyebarannya; (c) ras
Kaukasoid yang kini terbesar terutama di Eropa, Afrika di sebelah utara Gurun
Sahara, di Asia Barat Daya, di Australia, dan benua Amerika Utara dan Selatan;
(d) ras Negroid yang kini mendudud Benua Afrika sebelah selatan Gurun Sahara.
Makhluk manusia homo sapiens yang
pertama-tama menunjukkan ciri-ciri ras Australoid adalah makhluk yang fosilnya
ditemukan di dekat desa Wajak di Lembah Sungai Brantas, dekat Tulungagung, Jawa
timur bagian selatan, dalam lapisan bumi Pleis tosen Muda. Fosil tersebut, yang
disebut homo wajakensis, diperkirakan hidup kira-kira 40.000
tahun yang lalu. Manusia wajak itu rupa-rupanya tersebar di daerah daratan
Sunda, ketika daerah itu belum seluruhnya terbenam air. Karena itu ada beberapa
fosil bekas manusia yang menyerupai manusia wajak yang kini ditemukan di
daerah-daerah yang terbesar luas, yaitu Gua Tabun di Palawan (Filipina), dan di
Niah (Malaysia). Teuku Jacob mengajukan teori bahwa daerah yang sekarang
menjadi papua (Irian), telah berkembang dari ras wajak ini suatu ras khusus
yang menjadi nenek moyang penduduk asli Australia sekarang, yang merupakan
sisa-sisa hidup dari Australia. Penyebaran di Irian ke Australia ini mungkin
terjadi karean waktu itu laut antara Benua Australia dan Irian belum ada. Dari
ras wajak yang menyebar sampai Irian itu, menurut perkiraan Teuku Jacob juga
berkembang ras khusus lain yang menjadi penduduk Irian dan penduduk Kepulauan
Melanesia masa kini.
Makhluk manusia homo sapinens yang
pertama-tama menunjukkan ciri-ciri ras Mongoloid adalah makhluk yang fosilnya
ditemukan dekata Gua Cho Koutien, tempat ditemukan fosil pithecanthropus
pekinensis. Homo sapinets pekinensis ini, yang merupakan
nenek moyang dari semua ras khusus Mongoloid di Asia Timur, Asia Tenggara, Asia
Tengah, Asia Utara, Asia Timur Laut, dan Benua Amerika Utara dan Selatan,
dianggap hidup kira-kira sezaman dengan homo wajakensis di
Asia Tenggara; yaitu di antara 40.000 hingga 30.000 tahun yang lalu, dan
dianggap telah berevolusi langsung dari tahun yang lalu, dan dianggap telah
berevolusi langsung dari pithecanthropus pekin.
Makhluk manusia homo sapiens yang
pertama-tama menunjukkan ciri-ciri ras Kaukasoid adalah makhluk yang fosilnya
ditemukan dekat desa Les Eyzies di Prancis. Dalam dunia ilmu paleoantropologi,
fosil itu terkenal dengan nama homo sapins cromagnon, dan dianggap
neneka moyang penduduk Eropa sekarang, yang hidup di Eropa dalam zaman yang lebih
tua daripada homo sapins pekinensis yaitu, kira-kira 60.000
tahun yang lalu.
Makhluk manusia homo sapiens yang
pertama-tama menunjukkan ciri-ciri ras Negoid adalah makhluk yang fosilnya
ditemukan di tengah-tengah Gurun Sahara, di dekat Asselar, kira-kira 400 km
sebelah Timur Laut Timbuktu. Menurut para ahli paleonatropologi, makhluk homo
sapiens asselar ini, yang dianggap nenek moyang dari ras Negroid,
hidup hanya kira-kira 14.000 tahun yang lalu. Ras Negroid kini dianggap sebagai
ras manusia yang paling muda.
Semua fosil yang dikemukakan di Benua Amerika adalah fosil homo
sapiens dari khusus Mongoloid Amerika. Fosil yang paling terkenal di
antaranya adalah fosil dari Tapexpan dan fosil wanita yang digali di Minnesota,
yang umumnya tidak lebih dari dan 20.000 tahun
Source :
Buku Pengantar Ilmu Antropologi. Prof. Dr. Koentjaraningrat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar