Kamis, 16 Mei 2013

Gejala persamaan unsur-unsur kebudayaan

Ketika cara berpikir mengenai evolusi kebudayaan berkuasa para sarjana menguraikan gejala persamaan itu disebabkan karena tingkat-tingkat yang sama dalam proses evolusi kebudayaan diberbagai tempat dimuka bumi. Sebaliknya ada juga uraian-uraian lain yan mulai tamapak dikalangan ilmu antropologi, terutama waktu cara berpikir mengenai evolusi kebudayaan mulai kehilangan pengaruh, yaitu kira-kira pada akhir abad ke-19. menurut uraian ini, gejala persamaan unsure-unsur kebudayaan diberbagai tempat didunia disebabkan karena persebaran atau ifusi unsur- unsur itu ketempat tadi.
Sejarah Persebaran unsure-unsur kebudayaan Manusia
Anggapan dasar para sarjana tadi dapat diringkas sebagai berikut:
Kebudayaan manusia itu pada pangkalnya satu, dan disatu tempat yang tertentu, yaitu pada waktu mahlukmanusai baru saja muncul didunia ini. Kemudian kebudayaan induk itu berkembang, menyebar, dan pecah kedalam banyak kebudayaan baru, karena pengaruh keadaan lingkuangn dan waktu. Dalam proses memecah itu bangsa-bangsa pemangku kebudayaan-kebudayaan baru tadi tidak tetep tinggal terpisah. Sepanjang masa dimuka bumi ini senantiasa terjadi gerak perpindahan bangsa-bangsa yang saling berhubungan serta pengaruh mempengaruhi. Tugas terpenting ilmu etnolgi menurut para sarjana tadi ialah antara lain untuk mencari kembali sejarah gerak perpindahan bangsa-bangsa itu, proses pengaruh-mempengaruhi, serta persebaran kebudayaan manusia dalam jangka waktu beratus- ratus ribu tahun yang lalu mulai saat terjadinya manusai hingga sekarang.
Konsep Kulturkreis dan kulturschieft dari Graebner
Methode der ethnologie, prosedur klasifikasi itu berjalan sbb:
1. Qualitats Kriterium
seorang peneliti mula-mula harus melihat ditempat-tempat dimana dimuka bumi terdapt unsure-unsur kebudayaan yang sama. Kesadaran akan persamaan itu dicapai dengan alas an pembandingan beberapa ciri-ciri, atau kualitas dari unsur tersebut.
2. Quantitats Kriterium
Peneliti harus melihat apakah di A ada unsur-unsur lain yang sama dengn unsur-unsur lain di B dan C. maka alasan pembandingan berupa suatu jumlah banyak dari unsure kebudayaan ditempat tersebut.
3. Kulturkreis
Akhirnya peneliti mengolongkan ketiga tempat itu, yaitu A,B,C dimana terdapat ketiga kulturkomplex tadi menjadi satu, seolah-olah memasukkan ketiga tempat diatas peta bumi itu kedalam satu lingkaran.
Mazhab Schimidt
Schemidt berpendirian bahwa keyakinan aka nadanay satu Tuhan bukanlah suatu perkembangan yang termuda dalam sejarah kebudayaan manusia. Religi yang bersifat monotheismeitu malahan adalah bentuk yang sangat tua
Teori Difusi Rivers
Metode yang oleh Rivers kemudian diuraikan dalam karangan berjudul A Genealogical method of Anthropological Inquiry merupakan suatu metode yang kemudian akan menjadi metode pokok dalam sebagian besar penelitian antropologi yang berdasarkan field work.
Apabila seorang peneliti dating kepada suatu masyarakat maka sebagian besar dari bahan keterangannya akan diperolehnya dari para informan, dengan berbagai macam metode wawancara. Dengan demikian seorang peneliti harus mengumpulkan sebanyak mungkin daftar asal-usul individu-individu dalam masyarakat objek penelitiannya itu. Dengan engajukan pertanyaan-pertanyan mengenai kaum kerabat dan nenek moyang para individu tadi sebagai pangkal, seorang peneliti dapat mengembangkan uatu wawancara yang luas sekali, mengenai berbagai macamperistiwa yang menyangkut kaum kerabat dan nenek moyang tadi, dengan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat konkret.
Teori difusi Smith dan Perry
Mereka mengajukan bahwa dalam sejarah kebudayaan dunia pada zaman purbakala pernah terjadi suatu peristiwa difusi yang besar yang berpangkal dimesir, yang bergerak kearah timur dan yang meliputi jarak yang sangat jauh, yaitu kedaerah-daerah disekitar lautan tengah, ke Afrika, India, Indonesia, Polinesia dan Amerika. Teori ini sering disebut HeliolithicTheory

Tidak ada komentar:

Posting Komentar