Penduduk
Asia merupakan penduduk terbanyak di dunia, melebihi jumlah penduduk
di lima benua lainnya. Berdasarkan pembagian ras menurut A. L.
Kroeber, penduduk Asia terbagi menjadi:
a.
Ras Mongoloid
Ras
ini menempati wilayah Asia Timur, Asia Tenggara, kakiPegunungan Himalaya bagian selatan dan
sebagian Siberia. Bahkan ada pula sub-ras American Mongolid yang
menempati benua Amerika.
·
Asiatic Mongoloid
Sub-ras ini merupakan induk
dari seluruh golongan Mongoloid.Sub-ras ini memiliki ciri-ciri fisik
seperti berambut hitam lurus, bermata sipit dan berkulit putih kekuningan.
Sub-ras ini merupakan induk dari sub-ras Malayan Mongoloid dan American Mongoloid
di Amerika.Persebarannya meliputi Jepang, Korea Selatan, Korea Utara, Mongolia, Siberia bagian
Timur, Republik Rakyat Cina, Tibet, Nepal, Bhutan, Taiwan, Hong Kong, Macau,Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja dan Vietnam.
·
Malayan Mongoloid
Sub-ras ini memiliki ciri-ciri
fisik seperti berambut hitam lurus hingga bergelombang, bermata besar dan
berkulit kuning langsat hingga kecoklatan. Persebarannya meliputi Malaysia, Singapura,Indonesia, Brunei Darussalam dan Filipina.
Konsep subras Malay (Malay: Bangsa Melayu) diusulkan oleh seorang
peneliti berkebangsaan Jerman, Johann Friedrich Blumenbach (1752–1840),
dan digolongkan sebagai ras berkulit coklat. Sejak Blumenbach, banyak para ahli
antropologi menolak teori lima ras-nya, menyebutkan kompleksitas yang amat
besar dari penggolongan ras. Konsep ‘Melayu’ berbeda dengan etnis Melayu yang terpusat di
sekitar Semenanjung Malaysia, dan
beberapa bagian Pulau Sumatera di Indonesia.
b.
Ras Kaukasoid
Ras
ini memiiki ciri-ciri fisik seperti berkulit putih dan berbadan tinggi. Ras ini
hampir menyerupai ras Europoid di Eropa namun hal
yang memberikan perbedaan di antara dua jenis ras ini adalah warna rambutnya.
Ras Kaukasoid memiliki rambut hitam (atau cokelat
kehitaman) bergelombang sementara ras Europoid memiliki warna rambut pirang. Seperti
halnya dengan ras Mongoloid, ras Kaukasoid juga memiliki beberapa subras,
seperti subras Arya, Bedoins (Arab), Baltik Timur, Nordik, Alpen, Dinarik,
Mediterania, Turanid dan Afghan (Iranid). Namun hanya subras Bedoins
(Arab), Mediterania, Turanid dan Afghan (Iranid) yang berada di Asia.
·
Bedoins (Arab)
Subras Arab (juga disebut
sebagai subras Oriental) adalah istilah khusus untuk jenis sub-morfologis dari
subras Mediterania yang digunakan dalam antropologi fisik sejarah. Subras Arab
dibedakan dari ras Mediterania Barat oleh karena beberapa sifat karakteristik
wajah. Subras Arab mendiami kawasanSemenanjung Arab, seperti Arab Saudi, Yaman, Oman,Persatuan Emirat Arab, Qatar, Bahrain dan Kuwait.
Bahkan subras ini berbaur dengan subras Kaukasus lainnya di luarSemenanjung Arab, seperti di Iran, Irak, Suriah, Turki danLibanon.
·
Mediterania
Ras Mediterania merupakan ras
yang menyebar di kawasan pesisir Laut Mediterania. Di Asia,
ras ini menyebar di Turki,Siprus, Suriah, Lebanon, Israel dan Palestina.
Ciri-ciri fisik ras ini adalah berambut coklat tua hingga hitam, bentuk kepala
cenderung lonjong, mata berwarna coklat gelap dan berperawakan menengah.
Subras Mediterania merupakan satu dari tiga subkategori ras
Kaukasia (Kaukasoid), dua lainnya adalah Nordik dan Alpin. Masyarakat Eropa dibagi
oleh para ahli antropologi pada akhir abad ke-19 dan
awal abad ke-20, diikuti oleh publikasi bukuWilliam Z. Ripley, The Races of Europe (1899).
Subras Mediterania diperkirakan
menyebar di Eropa Selatan, beberapa bagian di Eropa Timur, sebagian besar Afrika Utara,Afrika timur laut, Asia Barat dan beberapa bagian Asia Selatan, dan juga menyebar ke bagian Irlandia barat daya dan Inggrisbarat, dan berciri berperawakan menengah
hingga kecil, berhidung bengkok, berambut gelap, bermata gelap dan berwarna
kulit seperti zaitun.
·
Turanid
Subras Turanid adalah sebuah istilah
kuno pada masa kini, yang pada awalnya dimaksudkan untuk menutupi
penduduk Asia Tengah yang berkaitan dengan penyebaran bahasa-bahasa Turanian, yang merupakan penyatuan
keluarga Uralik dan Altaik (karena itu juga disebut “subras Ural–Altaik“), dalam genetika manusia, antropologi jasmani dan dalam penelitian rasial.
Penggunaan terakhir menunjukkan adanya suatu jenis
subras Turanidatau ‘ras kecil’, subras dari ras Europid dengan
pencampuranMongoloid, terletak pada perbatasan wilayah penyebaran ‘ras
besar’Mongolid dan Europid.
Pemikiran atau gambaran tentang subrasTuranid memainkan beberapa peranan penting dalam Pan-Turkismeatau ‘Turanisme’ pada
akhir abad 19 hingga abad 20. Sebuah “Ras Turki” diusulkan sebagai sebuah subras dari ras Europid dalam literatur Eropa. Lalu literatur ini terserap oleh tokoh-tokoh
terkemuka Ottoman, dan bahkan sebagian diterjemahkan kedalam bahasa Turki Ottoman, menambahkan pemikiran dasar tentang ke-Turki-an (Türklük), sebuah kehormatan yang ada untuk
dilindungi dibawah hukum Turki hingga direvisinya Article 301 (Turkish Penal Code) pada April 2008.
Berbagai buku-buku sumber yang sangat berpengaruh adalah
Histoire Générale des Huns, des Turcs, des Mongoles, et autres Tartares
Occidenteaux (1756–1758) oleh Joseph de Guignes (seorang ahli ilmu oriental dan juga ahli kebudayaan Cina yang
berkebangsaan Prancis, 1721–1800), dan Sketches of Central Asia (1867)
oleh Ármin Vámbéry(seorang
ahli studi Oriental dan
juga seorang penjelajahberkebangsaan Hongaria,
1832–1913), yang menyatakan bahwa asal-usul kelompok-kelompok masyarakat Turki sebagai
milik dari sebuah ras, namun dibagi berdasarkan pada ciri fisik dan adat
istiadat, dan l’histoire de l’Asie (1896) oleh Léon Cahun (seorang penulis, penjelajahdan
juga ahli ilmu oriental berkebangsaan Prancis,
1841–1900), yang menekankan peran Turki dalam
“membawa peradaban ke Eropa“, sebagai sebuah bagian dari “subras Turanid” yang termasuk kedalam golongan orang berbahasa
Uralilk dan Altaik. Ada pula sebuah ideologi Turanisme Hongaria (Hungarian
Turanism) dalam Hungarian fascism.
Ras Turanid tersebar di Asia Tengah, yang meliputi Kazakhstan,Turkmenistan, Uzbekistan, Kirgizstan dan Tajikistan. Juga tersebar di beberapa tempat lainnya
seperti Turki, Iran, dsb.
·
Armenoid
Subras Armenoid atau Assyroid
dalam antropologi jasmani adalah sebuah subtype dari ras Kaukasia (Kaukasoid).
Carleton S. Coon menulis “jenis ras dalam pertanyaan sangat mirip dengan ras
Dinarik; perbedaannya hanyalah Armenoid memiliki pigmentasi yang sedikit lebih
gelap, kemungkinan besar disebabkan oleh pencampuran ras dengan subras
Mediterania (yang memiliki kulit zaitun) dan subras Alpine (yang memiliki kulit
coklat). Ia menggambarkan Armenoid sebagai suatu sub-ras dari ras Kaukasoid.”
Armenoid dapat ditemukan di
seluruh daratan Eurasia. Namun terkonsentrasi sebagian besar di kawasan Asia Kecil. Dikenal sebagai subras Kaukasia
yang ‘sesungguhnya’, Armenoid secara keseluruhan bertubuh tinggi, umumnya
berambut coklat tua atau hitam, sedikit berkulit gelap, bermata bundar besar
yang umumnya berwarna hitam; Hanya sedikit dari orang-orang bersubras
Armenoid yang berambut pirang dan memiliki mata berawarna hazel, hijau atau
biru. Tipe subras ini dipercaya menjadi segolongan masyarakat yang sudah
biasa dan umum di antara orang Armenia, Asiria, dan Georgia. It was
also an element di Eropa Selatan. Armenoid juga diidentifikasi sebagai tipe
yang dominan dalam berbagai kelompok masyarakat asli Semitik Suriah dan
Mesopotamia: orang Amori Kuno, orang Asyur dan orang Khaldea, agama yang
minoritas di Lebanon dan Suriah, dan wilayah pegunungan orang Lebanon dan orang
Suriah yang telah diidentifikasi sebagai tipe Armenoid. Ras ini tersebar
di Armenia, Suriah, Lebanon, Irak, Turki, Georgia dan Azerbaijan.
Renato Biasutti (ahli geografi berkebangsaan Italia) menggambarkan
subras Armenoid memiliki: “Kulit putih-buram, berambut dan bermata coklat,
abundant pilosity; berperawakan sedang (166), bertubuh tegap; kepala lebar
dengan tengkuk bundar(87); very long face, straight dan berhidung kecil (57)
dengan high bridge; bibir tipis, narrow eye opening.”
It has long been believed by physical anthropologists that the
quintessence of Near Eastern brachycephaly is to be found in the Armenians; the
racial term Armenoid being named for them. The Armenians have long been
established in the territory which is now only partly theirs; they had, before
the arrival of the Turks, a powerful kingdom, which covered most of the
territory between the Gulf of Alexandretta and the Caucasus
·
Alpen
Pada abad ke-19 dan awal abad
ke-20, banyak para ahli antropologi Barat menggolongkan manusia kedalam
beberapa jenis ras dan subras. Oleh karenanya, nama Alpen diberikan untuk
sebuah tipe fisik ras Kaukasia yang paling mendominasi Eropa Timur, Eropa
Tengah dan beberapa bagian di Asia Tengah dan Asia Barat, yang sedikit lebih
pendek, berbahu lebih kecil dan berkulit lebih gelap daripada mereka yang
digolongkan ke dalam Nordik dan berambut chestnut terang. Contoh ini untuk
pertama kalinya didefinisikan secara jelas dalam buku William Z. Ripley, The
Races of Europe (1899), yang mengusulkan tiga kategori golongan orang
Eropa: Teutonik (yang kemudian disebut Nordik), Mediterania dan
Alpen. Kemudian contoh ini dipopulerkan Madison Grant. Subras Alpen
dianggap sebagai sebauh cabang dari ras Kaukasia-Balkan pada masa antropologi
Soviet.
Subras Alpen yang bersifat
khusus dan tersendiri pernah diusulkan oleh para penulis terdahulu, terutama
Vacher de Lapouge (seorang ahli antropologi dan ahli teori eugenika dan
Rasialisme berkebangsaan Prancis), namun Ripley yang mendorongnya kepada satu
di antara divisi-divisi utama. Ripley juga berpendapat bahwa subras Alpen
berasal dari Asia, dan menyebar ke barat bersama dengan munculnya pertanian
serta pengembangannya, yang mereka ingin kembangkan di Eropa.
·
Afghan (Iranid)
Ras Iranid (juga disebut Ras
Irano-Afghan atau Iranian) adalah sebuah istilah yang digunakan dalam
penelitian ras untuk penduduk pribumi di Daratan Tinggi Iran (daerah sekitar
Iran, Azerbaijan timur, Turkmenistan selatan, Afghanistan barat dan Pakistan
barat). Ras Iranid digolongkan sebagai bagian dari Ras Kaukasia
(Kaukasoid), dan terkait dengan subras Nordik atau subras Mediterania, tergantung
oleh the authority consulted.
Carleton S. Coon (seorang ahli
antropologi jasmani berkebangsaan Amerika Serikat) dalam bukunya, The
Races of Europe, menggolongkan subras Indo-Afghan atau Irano-Afghan sebagai
bagian dari ras Nordik, menggambarkan mereka sebagai orang berwajah lonjong,
berkepala tinggi dan berhidung bengkok. Bertil Lundman (seorang ahli
antropologi berkebangsaan Swedia) by contrast postulates sebuah subras ‘Iranid’
termasuk dalam ras ‘Mediterania Timur’. Pada tahun 1946, Earnest Hooton
(seorang ahli antropologi jasmani berkebangsaan Amerika Serikat) menggambarkan
‘Subras Daratan Tinggi Iran’ sebagai subras yang berbeda dengan
Atlanto-Mediterania,
particularly in its long, high-bridged, and boldly jutting nasal
promontory. It has the same huge dolichocephalic head and massive, usually long
face.The great nose may be either straight or convex, more often the latter.
Berdasarkan pada Renato Biasutti (seorang ahli geografi
berkebangsaan Italia), subras ini digambarkankan seperti:
Brunet-white color, very dark hair and eyes, abundant pilosity;
medium stature (165), slim body; very long (74) and high head with prominent
occiput; long face; large and high nose with root at the level of the forehead,
straight or convex spine, strongly curved nostrils (64); full lips, robust
chin.
Pada tahun 1971, John Lawrence Angel (seorang ahli antroplogi
biologi berkebangsaan Amerika-Inggris) mengikuti Coon, membahas ‘subras
Nordik-Iranian’ dalam pernyataan berikut:
D1 lies between Anglo-Saxon and Keltic area norms, and D2 is the
earlier pre-Bronze Age Corded form which Coon identifies. Type D3, lighter and
more hawk-nosed, is transitional to the Mediterranean type B4 and to type D4
(Iranian), which is the Proto-Iranian of Vallois, Irano-Afghan of others, and
Proto-Nordic of Krogman, and which is more linear and more rugged than D3 and
has a more tilted chewing plane, more nasal convexity, and deeper occiput. Type
D5 approximates Coon’s Danubian-Halstatt and successor Central European forms.
c. Ras
Australoid
Ras
ini memiliki ciri fisik berkulit hitam dan berambut keriting. Namun di beberapa
kelompok suku dalam ras ini memiliki kulit putih dan berambut lurus. Ras ini
tersebar di India bagian selatan, Sri Lanka, Filipina dan Malaysia sebagai
ras minoritas. Namun ras ini menjadi mayoritas di Timor Leste. Juga
beberapa di antaranya berada di kepulauan Melanesia dan Australia.
Ras
Australoid merupakan sebuah penggolongan ras secara meluas. Konsepnya berasal
dari sebuah metode tipologi penggolongan ras. Ras ini digambarkan berkulit
gelap dengan rambut bergelombang pada ras Veddoid di Asia Selatan dan Aborigin
Australia, atau rambut mulai dari lurus hingga keriting pada kelompok-kelompok
masyarakat Papua, Melanesia dan Negrito
Berdasarkan
pada model penggolongan ini, orang Australoid tersebar di Indonesia, Malaysia,
India, Papua Nugini, Melanesia dan Australia. Pada pertengahan abad ke-20,
muncul suatu pendapat yang menyatakan bahwa ras Australoid memiliki hubungan
dengan ras proto-Kaukasoid.
Dalam Out
of Africa Theory, nenek moyang ras Australoid, ras Proto-Australoid
diperkirakan telah menjadi cabang pertama dari ras Proto-Khoisan yang bermigrasi
dari Afrika sekitar 60.000 SM, bermigrasi di sepanjang paparan benua pantai
utara Samudera Hindia yang terendam pada masa kini dan mencapai Australia
sekitar tahun 50.000 SM.
d. Ras
Lainnya yang Tidak Dapat Digolongkan Kedalam Ras Lain
Ras
Veddoid di pedalaman Sri Lanka dan Sulawesi Selatan merupakan ras yang tidak
dapat digolongkan kedalam kelompok ras lainnya. Hal ini dikarenakan bentuk
fisik yang berbeda dengan rasyang lainnya. Ras lainnya yang sulit
digolongkan adalah ras Ainu di Jepang dan Pulau Sakhalin, Siberia.
source :
http://tanasyah.wordpress.com/2011/11/24/penggolongan-ras-penduduk-asia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar